Hidrologi dan Tata AIr



Kabupaten Barito Kuala mempunyai posisi yang sangat strategis karena wilayahnya dilintasi oleh 3 (tiga) sungai utama, yaitu Sungai Kapuas di sebelah utara, Sungai Negara di sebelah timur laut, dan Sungai Barito yang membentang dari utara ke selatan yamg bermuara ke Laut Jawa. Di samping itu, terdapat pula 3 (tiga) buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Kapuas, yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat, dan Anjir Tamban.
          Sungai-sungai yang besar dan terusan tersebut sangat mempengaruhi tata air di wilayah Kabupaten Barito Kuala. Di samping itu, kapasitas pengairan alam melalui anak-anak sungai kecil membentuk tanah rawa. Tata air juga sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan tata guna lahan baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Dalam musim hujan pada waktu pasang, air Sungai Barito dapat menggenangi sebagian besar wilayah. Konsisi pasang surut Laut Jawa juga turut mempengaruhi tata air yang ada. Perbedaan tinggi-rendah permukaan air pada saat pasang-surut mencapai 2-3 meter. Gerak pasang surut inilah yang dimanfaatkan petani untuk menggali handil-handil (parit) pada daerah yang akan dijadikan persawahan.
          Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Negara, Sungai Alalak, Sungai Puntik, Anjir Talaran, Anjir Serapat, Anjir Tamban serta sungai-sungai sedang dan kecil dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito ditambah 17 (tujuh belas) Daerah Pengairan (DP) menjadi jaringan utama irigasi untuk berbagai usaha pertanian dan perikanan serta sebagai sumber baku air minum dan jalur transportasi.